info@rijalulquran.or.id +62857-2748-4543

Gus dengan Keistimewaannya

Keistimewaan_seorang_Gus

/;’Keistimewaan_seorang_Gus

“Gus”; Definisi singkat dan asal usulnya

asal usul berawal dari istilah ‘Bagus’ atau ‘den bagus’. Sebuah sebutan untuk memuliakan golongan ningrat atau orang terhormat. Masyarakat memberikan gelar atau panggilan kepada ‘dzuriyah’ atau keturuan kyai.  Masyarakat sangat menghormati dan memuliakan para kyai, sehingga mereka juga memberikan penghormatan itu kepada keluarganya. Jika anak laki laki mereka akan memanggilnya ‘Gus’, sementara jika perempuan, mereka akan menyebutnya ‘Ning’.

Gelar yang diwariskan melalui garis keturunan atau Nasab ini, juga menunjukkan bahwa begitu agungnya faktor nasab dikalangan masyarakat. Seseorang manusia ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial, tidak akan terlepas dari latar belakang yang menyertainya. Diantaranya latar belakang keluarga. bahkan dalam islam pun, nasab ini juga mendapat perhatikan serius. Sebagaimana Rasulullah Muhammad Saw, jalur nasabnya terjaga sekali. Sehingga masyarakat Quraisy mudah menrima posisioning beliau.

Penyebutan seseorang dalam islam akan satu paket: fulan bin fulan, fulanah bin fulan. Hal ini membuktikan bahwa latar belakang keluarga adalah modal penting dalam bersosial di masyarakat. Dan tentunya, istilah panggilan Gus, menjadi penanda ‘darah biru’ keilmuan dan kepemimpinan Agama,

Gus bukan hanya panggilan, tetapi membawa hak istimewa yang signifikan di dalam dan diluar pesantren

Gus_Pesantren

Seorang Gus, memiliki akses lebih mudah ke Kyai dalam hal ini Ayah. Kyai hanya memperkenankan ‘santri ndalem’, atau santri pilihan untuk dekat dengan beliau. bahkan tidak jarang tinggal bersama di rumah beliau. santri ndalem biasanya selain berkhidmat ke kyai dan keluarganya, mereka dapat belajar langsung dari kehidupan sehari-hari kyai. Berada di shaf paling depan saat belajar mengaji dengan kyai.

Sebagaimana sahabat Anas bin Malik, Ibundanya mewakafkan beliau sejak kecil untuk hidup bersama Rasulullah SAW. beliau belajar langsung dari jarak yang sangat dekat dengan kanjeng nabi. Anas bin malik mendengar setiap nasihat dan ayat yang beliau sampaikan, dan menyontoh semua akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.

oleh karena itu, seorang Gus sangat dekat tentunya dengan sang kyai. yang terdepan dalam majlis ilmunya kyai. yang terdekat saat belajar akhlak dan keseharian Kyai. Selain itu, seorang Gus memiliki akses khusus ke ruang dan fasilitas pesantren tertentu.

Masyarakat Otomatis mengakui beliau sebagai Calon penerus Pesantren.

seperti sudah menjadi tradisi, bahwa proses pewarisan keilmuan dan tanggungjawab pesantren tidak jauh-jauh dari lingkungan terdekat kyai, yatu Putra beliau. Jika anak kyai perempuan, maka menantunya yang akan meneruskan. Pihak keluarga akan mengirim seorang gus untuk belajar ilmu agama yang mendalam. ada yang dikirim belajar ke pesantren lain, ada juga yang dikirim ke luar negri, ke Timur tengah misalnya. Mereka menempuh pendidikan dari negeri para ulama, seperti Mesir, Yaman, Maroko, Saudi, dan lain sebagainya.

Gus_Mengaji_Pesantren

Otoritas dan Kehormatan untuk: Mereka menerima penghormatan lebih tinggi dari santri, alumni, dan pengurus lainnya.

Dalam pandangan masyarakat muslim, ada ‘kasta’ tertentu untuk keluarga Kyai. Masyarakat menghormati seorang guru dengan memulikan beliau dan juga memuliakan keluarganya. setidaknya kalangan pesantren meyakini hal itu. Penghormatan ini sebagai ihtiyar untuk ‘ngalap berkah’ dari ilmu kyai.

***

baca juga tentang https://rijalulquran.or.id/2025/10/22/pesantren-tertua-di-indonesia/

jangan lupa klil https://youtube.com/@rijalulquran8501?si=3QAKLUfkM6NHINK2

Lorem Ipsum

About Author:

Muhibullah

STAY CONNECTED:

Leave Your Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Copyright © Rijalul Qur'an 2025, All Rights Reserved.